Oktober 08, 2017

PERCAYAI PERS INDONESIA

Saya Vadhia Lidyana, 20 tahun. Saat ini saya sedang menjalani perkuliahan sebagai mahasiswa Program Studi Penerbitan (Jurnalistik) di Politeknik Negeri Jakarta.

Jurnalistik merupakan program studi yang harus, perlu, dan wajib dijalani dengan sepenuh hati karena memerlukan ketelitian, keberanian, inisiatif, dan kreativitas yang tinggi. Disamping itu semua, jurnalistik yang kami pelajari tentunya berkaitan dengan hukum-hukum yang ada di Indonesia tentang lembaga pers. 

Sejak semester pertama, saya sudah mendapatkan mata kuliah tentang Dasar - Dasar Jurnalistik, Hukum Pers dan Kode Etik Jurnalistik, Teknik Observasi dan Wawancara, dan lain - lain. Semua mata kuliah itu bertujuan untuk membuka mata, pendengaran, dan hati saya supaya mengetahui bagaimana pelaku pers harus menjalani tugas dengan sebaik - baiknya. 

Pembelajaran bukan hanya dari materi, tapi saya dan rekan - rekan satu perkuliahan yang lain, mendapat pembelajaran dari banyak praktek liputan yang telah kami jalani. Meliput sebuah peristiwa dan mengolahnya menjadi sebuah berita bukanlah hal yang mudah. Banyak rintangan, terutama rasa malas yang seringkali menganggu konsentrasi. Selain itu, bagaimana berita itu dihasilkan tanpa ada celah kebohongan di dalamnya. Kami sebagai jurnalis tentunya harus jujur.

Jujur, itulah satu kata mematikan bagi lembaga pers Indonesia saat ini. Betapa banyak kemunduran yang bisa dilihat dengan nyata, di dalam lembaga pers Indonesia. Kebebasan berpendapat yang kini telah diraih justru membuat informasi yang tidak akurat tersebar tanpa ada pengawasan. Semua orang dengan mudahnya membuat sebuah tulisan yang dianggapnya berita, lalu menyebarluaskannya di blog atau website pribadi. Sedangkan, berita itu adalah suatu informasi yang penting bagi masyarakat. Bukan hanya sekedar informasi tentang seorang gadis paskibra yang memiliki kemiripan dengan aktris Indonesia, atau tentang daftar mantan dari seorang penyanyi mancanegara. 

News value apa yang terdapat dalam berita - berita tersebut? 

Tetapi, bukan berarti saya tidak mempercayai semua berita yang dihasilkan lembaga pers Indonesia. Kembali lagi dilihat dari news value berita tersebut. 

Suatu hari, saya berdebat dengan kakak kandung saya sendiri, tentang kejujuran lembaga pers Indonesia. Saya tentunya dalam posisi pro, dan kakak saya kontra. Pada akhir perdebatan, saya terdiam. Menyadari bahwa sulit memperoleh kembali kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap bidang yang sedang saya pelajari ini. 

Perubahan, tentunya adalah suatu yang saya inginkan di dalam hati. 

Sebagai mahasiswa jurnalistik, saya merasa menambah begitu banyak wawasan baik dari dosen maupun teman. Setiap memulai kegiatan belajar mengajar, biasanya dosen akan membahas suatu berita yang menjadi perbincangan hangat. Dari situlah sumber wawasan muncul. Karena pendapat dari sudut pandang yang berbeda dapat membuka pikiran saya, lalu bertambahlah wawasan saya. 

Terkadang, disaat saya mengolah suatu informasi, saya kesulitan merangkainya. Seringkali saya tergoda untuk menulis opini saya dalam berita. Tetapi, sebelum saya menulisnya, saya mengurungkan niat saya. Karena, dosen lebih cermat dalam menilai berita. Tidak mungkin berita yang penuh dengan opini sendiri akan diberikan nilai yang baik.

Hal tersebut ibaratkan tamparan bagi lembaga pers Indonesia saat ini. Begitu banyak berita yang hanya mengandalkan opini, namun dibesar – besarkan. Pada akhirnya, berita itu hanya menjadi omong kosong. 

Lembaga pers Indonesia harus bangkit dari semua pandangan jelek dan memusnahkan campur tangan kotor di dalamnya. Karena, semakin dibiarkan berita–berita yang simpang–siur, akan menjadi pembodohan bagi masyarakat yang tidak bisa melihat sendiri suatu kejadian yang diberitakan. 

Saya berharap, suatu hari nanti, saya dapat mendirikan sebuah lembaga pers yang sesuai dengan harapan saya, dan orang – orang tidak lagi menutup mata akan karya – karya dari lembaga pers. Saat ini, memang saya belum bisa menghasilkan apapun, tetapi saya akan berkontribusi dengan belajar sebaik mungkin tentang dunia jurnalistik dan dapat menjadi anggota pers yang dibutuhkan serta dipercayai masyarakat. 

Indonesia butuh pers yang baik, butuh pers yang jujur. Masalah – masalah yang berdatangan kepada lembaga pers Indonesia selalu dan akan saya jadikan motivasi untuk menjadi wartawan yang lebih baik. 


 ***

Tulisan ini telah diterbitkan di blog pertama saya sendiri vadialidya97.blogspot.com



21 komentar:

  1. Berita ini bagus dan niatan mba vadiah kedepannya juga sangat mulia semoga mba vadiah menjadi wanita yang terus menyebarkan berita kebenaran dan merubah pers indonesia lebih baik lagi. Itu kata "menjad" artinya menjudge atau menjadi mba? Terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo kak Aditya Mahardika^^ mohon maaf atas kesalahan ketiknya.. sudah dibenarkan. sebenarnya itu "menjadi" hehe. Terima kasih atas kesan-pesannya^^

      Hapus
  2. artikel yang sangat bagus ka vadia. saya setuju karna tanpa adanya Pers Indonesia kita tidak bisa mendapatkan berita yang cepat dan akurat. Tetapi, saat kita harus mem brandstorming sikap percaya terhadap Pers Indonesia apakah ada dewan yang mengawasi penyebaran Berita Hoax yang dilakukan Pers Itu sendiri ? dan bagaimana cara kita memilah berita Hoax dan tidak Hoax ?

    BalasHapus
  3. Ide tulisan bagusss dan tersampaikan ke pembaca, cuma masih ada typonyaa

    BalasHapus
  4. Terima kasih mbak vadia atas pemaparannya. Perlu diketahui pada saat ini informasi tidak hanya datang dari seorang jurnalis namun warga sipil juga dapat membuat informasi yang dapat dibagikan ke khalayak. Bagaimana mbak vadia melihat fenomena ini, yang sering disebut dengan citizen journalism?

    BalasHapus
  5. Artikelnya bagus, saya setuju dengan pendapat mbak vadia dan artikelnya pun menggunakan kata2 yang mudah dipahami

    BalasHapus
  6. artikel nya sungguh menarik ka vadia, bahasa nya mudah di mengerti, lanjutkan ka

    BalasHapus
  7. Artikel yg menarik, memberikan gambaran bagaimana pers indonesia

    BalasHapus
  8. Artikelnya menarik sekali, Sukses selalu kak Vadhia!

    BalasHapus
  9. Bagus ka smga terus meginspirasi lagi kedepanya untuk bisa membuat artikel yang lebih baik lagi dan lagi. Makin banyak ide dan wawasan yg menarik.

    BalasHapus
  10. Artikelnya bagus sangat menginspirasi, thx kak

    BalasHapus
  11. Open endors ga sis?

    BalasHapus
  12. Artikelnya bagus, kamu berani bicara yang sesungguhnya bahwa media kebayakan hanya menaikan rating, bukan kebenaran.
    Mudah mudahan niatan untuk mendirikan lembaga pers sesuai keinginannya tercapai.

    Jangan pernah lelah memberitakan yang benar dan jujur.
    Tetap semangat

    BalasHapus
  13. Artikelnya bagus banget, selain jadi nambah wawasan pembacanyaa, artikel ini juga membuat pandangan pembacanya menjadi luas dan mungkin dapat mempengaruhi pembaca untuk lebih bijak dalam menanggapi berita dewasa ini. Sukses teruus mbak vadiaa, semoga niatan mbak vadia yg baik itu tercapai.

    BalasHapus
  14. Article nya bagusss...
    Salut setelah bacanya, berita / suatu informasi sangat penting bagi masyarakat yang menerima nya, sangat disayang kan klo informasi yang diterima itu informasi yang gak akurat / hoax, semoga terwujud niatan mba vadiaaa, fighting :)

    BalasHapus
  15. mewakili apa yang saya khawatirkan saat ini. niatan baik kamu jangan berhenti di sini, idealisme adalah harta terakhir yg dimiliki anak muda dan perubahan baik berawal dari diri sendiri. semoga bisa membawa dunia jurnalistik Indonesia menjadi lebih baik ke depannya.

    BalasHapus
  16. Thx mba, artikelnya sangat menarik. Kembangin terus blog nya

    BalasHapus
  17. Artikel yang bagus dan sangat relevan dengan realita. Semangat vadhia, semoga cita2 menjadi jurnalistiknya segera terwujud! Terus menulis blog, ya!

    BalasHapus